Berita Merdeka – Pimpinan Majelis Ta’lim Ishlahus Salam Kota Tegal, Ustadz Edy Priono menyampaikan perihal kepatuhan masyarakat terhadap apa yang sudah menjadi keputusan dan sebagai produk hukum yang telah disahkan untuk dihormati dan dilaksanakan.
Hal itu disampaikan Ustadz Edy Priono dalam sebuah bincang-bincang dengan beritamerdeka.co.id dan bersama para aktifis di warung makan kawasan Kelurahan Panggung, Sabtu, 28 Oktober 2023 semalam.
Perbincangan terfokus pada dinamika keputusan Mahkamah Konstitusi, pencalonan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dan Dana Abadi Pesantren.
Program Dana Abadi Pesantren Paslon Prabowo – Gibran Disambut Antusias Ketua Yayasan MHM
Menurut Ustadz Edy Priyono, di negara hukum masyarakat sudah seharusnya patuh dan wajib melaksanakan amanah produk hukum yang telah disahkan dan menjadi sebuah konsensus sehingga atas putusan-putusannya masyarakat wajib menghormatinya.
“Jadi mengingat negara kita adalah negara hukum apapun yang sudah diputuskan, entah manis atau pahit ya kita konsekwen harus menerima. Tidak usah mempersoalkan. Yang jelas serahkan sesuatu pada ahlinya. Tidak ada keputusan yang bisa menyenangkan semua pihak. Pasti dimana keputusan diambil ada yang merasa senang, ada yang merasa tidak senang. Ini hukum alam,” ujar Ustadz Edy Priyono.
Baginya, pemimpin-pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang bisa bersikap berani mengambil keputusan untuk menentukan arah kehidupan bangsa dan negara ke masa depan.
Puisi Kebangsaan Melantun di Acara Doa Bersama Relawan Bolone Mas Gibran Bahari Tegal
“Perbedaan yang sekarang ada, engga perlu dibesar-besarkan. Mari kita menyongsong masa depan Indonesia pilih pemimpin dengan catatan yang berani jihad memberantas korupsi,” tambahnya.
Terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), menurutnya sudah selesai dan tinggal implementasi saja hasil keputusan tersebut.
“Jadi tidak perlu lagi membahas keputusan MK karena sudah diputuskan, ya bagus saja itu memberikan kesempatan pada kawula muda untuk tampil memajukan kehidupan bangsa dan negara,” terangnya.
Memberikan kesempatan pada generasi muda sangat penting untuk disegerakan tanpa harus menunggu generasi matang dalam pengalaman sebab pengalaman bisa didapat dari berproses.
“Adapun masalah ilmu biasanya ngintil sambil berjalan. Jadi misalkan belum pengalaman karena masih muda umpamanya, lalu kapan memberikan kesempatan kepada kawula muda. Yang penting disitukan masih banyak orang tua. Tinggal perbanyak komunikasi dengan yang ahlinya,” papar Ustadz Edy.
Ia juga mencontohkan Nabi Muhammad SAW diangkat pada masa kenabian di usia 25 tahun dan menjadi Rosul usia 40 tahun setelah mengalami proses pematangan selama 15 tahun.
“Insya Allah lah kalau pemuda tidak diberi peranan sekarang mau kapan lagi. Nabi diangkat menjadi nabi ketika umur 25 tahun. Umur 12 tahun nabi dagang sudah keluar kota. Ini kalau kita berkiblat kepada nabi,” ucapnya.
Terkait misi Gibran Rakabuming Raka yang mengusung Dana Abadi Pesantren, Ustadz Edy Priono sangat mengapresiasi sebagai langkah kepedulian terhadap pondok Pesantren.
Soal dana abadi pesantren, yang jelas kalau peduli kepada dunia pesantren, itu sangat tepat.
“Indonesia aman disaat negara timur perang saudara. Mengapa di Indonesia aman, sebab NUnya kuat. Di NU ada bela agama dan bela bangsa. Kalau yang ada hanya bela agama, sedikit-sedikit ribut, tapi dengan adanya bela negara, kita ingin ibadah dengan tenang ya negara harus aman. Biar negara aman ya kita bela,” katanya.
“Jadi bagus sekali Dana Abadi Pesantren menjadi program utama. Yang namanya pesantren itu kan bibit-bibit ulama kedepannya,” pungkasnya. (Anis Yahya)