Berita Merdeka – Ketua Kelompok Kajian Kebijakan Publik atau K3P, Irwan Santoso sebut program ketenagakerjaan dalam visi misi Calon Walikota dan Wakil Walikota Tegal H. Edy Suripno, S.H.,M.H dan H. Akhmad Satori, SE diyakini mampu mengatasi persoalan ketenagakerjaan bagi para pemuda atau milenial Kota Tegal pada tahun pertama pemerintahannya bila paslon tersebut terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Tegal periode 2024 – 2029.
Keyakinan Irwan Santoso akan potensinya Calon Walikota dan Wakil Walikota Tegal Edy Suripno dan Akhmad Satori lantaran paslon yang diusung PDI Perjuangan tersebut telah membuka akses keluar negeri utamanya negara Jepang sebagai negara yang sedang mengalami defisit tenaga kerja.
Seperti diketahui, negeri Sakura itu saat ini setiap tahunnya kedatangan 380 ribu tenaga kerja migran dan itu dibutuhkan Jepang untuk menutup defisit tenaga kerja dimana sampai pada tahun 2035 hingga 2045 negri itu dalam perhitungannya harus mampu mempekerjakan sekira 17,5 juta tenaga kerja migran. Kalau jumlah tersebut tak dapat terpenuhi ada potensi banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Program Paslon Walikota dan Wakil Walikota Tegal Edy Suripno (Uyip) dan Akhmad Satori mampu menjawab tantangan itu.
“Saya yakin jika mas Uyip menjadi Walikota Tegal, dia bakal mampu mengelola kaum muda atau generasi Z usia 17 hingga 30 dibukakan akses kerja di Jepang. Bekerja di luar negeri menjadi satu-satunya solusi peningkatan pendapatan sesuai standar Bank Dunia atau lembaga-lembaga keuangan internasional,” ujar Irwan Santoso yang juga siap membantu pemerintahan Kota Tegal membukakan akses lapangan kerja keluar negeri khususnya Jepang.
Bahwa dalam hitungan Bank Dunia atau lembaga-lembaga keuangan internasional, pendapatan ideal seorang buruh perusahaan dalam setiap keluarga minimal 10 juta perbulan itu baru mencapai kesejahteraan sosial minimum.
“Nah di Indonesia apalagi di Kota Tegal, upah minimum saja kisaran 2 jutaan yang artinya itu besaran pendapatan yang sangat jauh dari standar bank dunia untuk mencapai sebuah keluarga hidup layak dengan kesejahteraan sosial minimum,” tambah Irwan.
Keseriusan yang tercatat dalam visi misi Paslon nomor urut 2 menurut Irwan merupakan sebuah komitmen yang kuat didalam penyediaan lapangan kerja bagi anak-anak muda Kota Tegal agar mencapai standar kesejahteraan sosial minimum yang akan secara otomatis meningkatkan pendapatan daerah Kota Tegal.
Sebab kata Irwan, dalam satu periode kepemimpinan Walikota (5 tahun) setiap tahunnya bisa memberangkatkan 100 anak muda yang diseleksi dari 4 kecamatan, maka dalam kurun satu periode kepemimpinan, akan mencetak 500 tenaga migran yang akan kembali dengan membawa modal usaha.
“Dalam setiap 3 tahun sekali ada kepulangan 100 tenaga kerja migran yang pulang ke Kota Tegal dengan membawa modal usaha. Besar kecilnya modal usaha yang dibawa pulang ke Kota Tegal tergantung varian lapangan pekerjaan di Jepang. Gaji kotor di Jepang kisaran 17 juta hingga 45 jutaan perbulan. Setelah dipotong pajak dan lain-lain, gaji bersih antara 15 sampai 30 jutaan perbulan,” urai Irwan.
Jika melihat data calon pemilih tetap saat ini, masih ungkap Irwan, bahwa jumlah pemuda usia produktuf 17 tahun hingga 30 tahun mencapai 28% dari jumlah calon pemilih yang terdaftar dan jika ditambah dengan yang usia 31 hingga 40 tahun, maka jumlahnya sekira 48% dari jumlah 212 ribuan calon pemilih di Kota Tegal.
“Saya yakin ini menjadi prioritas yang harus diperhatikan sama mas Uyip, sebab akan disayangkan program yang sudah pas dalam visi misinya terkait ketenagakerjaan lalu tidak diimplementasikan,” pungkas Irwan. (Anis Yahya)