Berita Merdeka – Tumpeng atau nasi tumpeng adalah makanan masyarakat Jawa yang penyajian nasinya dibentuk kerucut dan ditata bersama dengan lauk-pauknya.
Nah untuk olahan nasi tumpeng yang dipakai umumnya berupa nasi kuning, nasi putih biasa, atau nasi uduk.
Festival Tumpeng Nusantara menyambut KTT G20 diselenggarakan untuk pertama kali di Candi Brahu Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
Dari bumi Majapahit ini, sebanyak 350 pelajar dari 70 sekolah SMP dan SMA kabupaten Mojokerto terlibat kontestasi sakral dalam pembuatan tumpeng.
“Kami (Nawasena) sungguh berbangga, kick off kali ini bersama adik-adik pelajar di Kabupaten Mojokerto semula awam soal tumpeng akhirnya bisa membuatnya, dan dihias dengan sangat cantik.
Apalagi, kali ini tumpeng ini spesial dipersembahkan khusus untuk kesuksesan pertemuan Kepala Negara KTT G20,” kata Wulandari Sawitri Candra Wila Koordinator Nawasena dalam acara festival tumpeng nusantara dan doa lintas agama di Candi Brahu, Kabupaten Mojokerto.
Menurut Wulan, panitia dalam festival kali ini membebaskan peserta terkait ide, gagasan dan kreatifitas pelajar dalam menghias tumpeng.
Sebanyak 77 tumpeng tersebut didoakan oleh pemuka lintas agama dan langsung dikonsumsi seluruh masyarakat sekitar.
Wulan menjelaskan, Nawasena mempunyai tagline membangun negeri menyatukan lintas generasi dan Membangun bangsa melestarikan Budaya.
“Harus berbagi peran dalam persoalan bangsa. Mulai dari pelajar dan anak muda juga harus berkiprah untuk negeri ini.” singkatnya.
Sedangkan Bupati Mojokerto, Ikfina Fatmawati, menjelaskan, kick off roadshow tumpeng nusantara KTT G20 sebuah kebanggaan bisa terselenggara di Candi Brahu Kabupaten Mojokerto.
“Suatu kehormatan untuk petama kalinya (roadshow) dan kami bersyukur dilakukan di Mojokerto yang menjadi cikal bakal bangsa indonesia. Tumpeng adalah dari kata bahasa jawa yen metu sing mempeng.”
Wujud kebanggaan tersebut, kata Ikfina, kearifan lokal di Mojokerto terkait tumpeng juga disajikan. Ada tumpeng dengan ukuran besar disajikan.
“Viralkan budaya nusantara dari Mojokerto di medsos untuk menangkal budaya yang tidak baik. Ayo viralkan kebaikan” kata Bupati kembali.***