Berita Merdeka – Para Pedagang Kaki Lima atau PKL yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Panggung Slamet Riyadi (APPSI) plesiran ke obyek wisata Saloka Theme Park, Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa, 26 Desember 2023.
Asosiasi Pedagang Panggung Slamet Riyadi atau APPSI merupakan wadah kumpulannya para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa menggelar dagangannya di Pasar Tiban seminggu sekali setiap hari Minggu pagi.
Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Panggung Slamet Riyadi atau APPSI, Abdul Salam, bahwa kegiatan plesiran para pedagang kaki lima tersebut terlaksana atas biaya secara mandiri kas paguyuban tanpa dukungan pihak manapun juga termasuk para caleg yang sebentar lagi akan mengikuti kontestasi dalam Pemilu 2024.
Menurutnya, PKL yang dipandang sebelah mata dan ditengah riuh gempitanya pencalegan, pedagang kaki lima masih mampu kelola paguyuban dengan baik bahkan dapat menyisihkan untuk mengadakan plesiran dengan biaya mandiri paguyuban.
“Ditengah riuh gegap gempitanya panggung politik, PKL yg dipandang sebelah mata ternyata ada sebagian kelompok PKL yang mampu mengelola paguyuban PKL dengan baik,” ujar Abdul Salam.
Lebih lanjut dikatakan Abdul Salam, kegiatan mereka tanpa dukungan atau support dari peserta politik tapi secara swadaya.
“Tanpa dukungan atau support peserta pemilu, mampu menunjukan eksistensinya dalam dunia PKL,” katanya.
Hal itu ungkap Abdul Salam, terbukti salah satu paguyuban PKL pasar tiban jalan Slamet Riyadi yang beraktivitas tiap hari minggu, dapat memberangkatkan puluhan anggotanya untuk plesiran secara mandiri.
“Mereka diberangkatkan dengan 1 bus untuk piknik ke salah satu obyek wisata di Ungaran SALOKA THEME PARK,” kata ABDUL SALIM melalui rilisannya yang disampaikan ke redaksi beritameedeka.co.id, Minggu, 26 Desember 2023.
Di tempat terpisah, Edy Kurniawan aktivis Kota Tegal yang juga tokoh PKL dan akrab di panggil Edy bongkar mengatakan, dengan adanya program piknik dapat diartikan bahwa kemandirian dan taraf hidup PKL tidak bisa di pandang sebelah mata.
Terutama dalam pengelolaan paguyuban yang profesional sehingga program organisasi dapat terwujud, serta visi organisasi ‘Dari PKL Oleh PKL untuk PKL dapat tercapai.
“ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah Kota Tegal, agar lebih memperhatikan PKL, bukan hanya sekedar program-program pemberdayaan PKL saja, namun mereka PKL juga manusia yg harus dimanusiakan, diberdayakan dgn program-program yang ada dan dapat meningkatkan PAD kota Tegal serta tdk asal menggusur,” tandasnya.
Mereka, masih menurut Edi Bongkar, juga butuh refreshing untuk menghilangkan rasa penat yang kesehariannya hidup di jalanan mencari nafkah untuk keluarga meski secara swadaya. (Anis Yahya)