Profil Kontemplasi HUT PDIP Ke 51 Bersama Caleg H Purnomo dari Tegal Timur

Kontemplasi HUT PDIP Ke 51 Bersama Caleg H Purnomo dari Tegal Timur

200
BERBAGI
H Purnomo, SH saat Malam Tasyakuran HUT PDI Perjuangan ke 51 Tahun Satyam Eva Jayate "Kebenaran Pasti Menang", Rabu, 10 Januari 2024
Advertisement

Berita Merdeka – Peringatan HUT PDIP ke 51 dilaksanakan di banyak daerah termasuk di Kota Tegal oleh Caleg H Purnomo, SH, dan sebagaimana tradisinya, HUT PDIP dibuka pada tanggal 10 Januari 2024 dan diakhiri 31 Mei 2024, yang kemudian dilanjutkan pada penghormatan Bulan Bung Karno.

Caleg DPRD Kota Tegal dari PDIP, H Purnomo, SH Nomor Urut 3 melaksanakan kegiatan peringatan HUT PDIP dengan acara tasyakuran potong tumpeng yang dihadiri beberapa tokoh masyarakat setempat sebagai bentuk raaa hormat terhadap lingkungan.

H Purnomo, SH yang merupakan incumbent sebagai anggota DPRD Kota Tegal dari fraksi PDI Perjuangan periode 2019 – 2024 merupakan salah satu kader partai berlambang Banteng Momcong Putih yang cukup kuat mendapat simpati pendukung setianya.

Advertisement

Pada HUT PDIP ke 51 kali ini dengan mengusung tema _Satyam Eva Jayate_ yang bermakna *Kebenaran Pasti Menang* tersebut dilakukan masing-masing caleg PDI Perjuangan serentak diseluruh Indonesia.

H Purnomo dalam kesempatan tersebut me-review sejarah panjang dari perjuangan dari mulai Bung Karno hingga putrinya Megawati Soekarno Putri dengan partai yang terbelenggu selama masa pemerintahan orde baru hingga pada titik ‘antitesa’ dengan peristiwa Sabtu Kelabu 27 Juli 1996 yang dikenal dengan peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan dua puluh tujuh juli).

Sebuah peristiwa pengambilalihan paksa kantor DPP PDI (saat itu belum ada tambahan Perjuangan) oleh massa pendukung Ketua Umum PDI versi Kongres PDI di Medan, Soerjadi.

Saat itu kantor PDI yang terletak di Jl. Diponegoro 58 Jakarta Pusat sudah berada pada penguasaan massa pendukung Megawati Sorkarno Putri, dan bentrokpun tak terhindarkan yang banyak menelan korban luka dan nyawa.

Seiring tumbangnya pemerintahan orde baru, memasuki era reformasi, PDI yang telah berubah dengan penambahan Perjuangan menjadi PDI-Perjuangan atau PDIP dan juga perubahan pada logo dengan Moncong Putihnya, kini meraih kemenangan sebagai partai politik terbesar.

Dia juga mencontohkan bagaimana Ketua Umum PDI Perjuangan tak pernah terbersit sedikitpun untuk membangun politik dinasti meski peluang-peluang itu dihadapannya.

“Mba Puan putri bu Mega itu sudah memiliki banyak kemampuan, beliau menjadi kader PDI Perjuangan dan telah melewati perjalanan dari bawah hingga sekarang sebagai Ketua DPR RI. Untuk pencapresan bu Mega legowo mengajukan pak Ganjar sebagai capres. Padahal bisa saja bu Mega mengajukan mba Puan sebagai capres, tapi itu tidak dilakukan. Itu untuk menjaga demokrasi,” kata Purnomo.

Hal itu menurut Purnomo berkat kesabaran dan kebesaran jiwa dari Megawati Soekarno Putri yang meyakini bahwa kebenaran pasti akan datang sepanjang pikiran paralel dengan nurani.

“Nurani itu tidak pernah bohong, tidak pernah berkhianat, tidak pernah ngapusi diri kita. Pakailah nurani kita. Krbenaran pasti akan menang. Satyam Eva Jayate,” pungkas H Purnomo mengakhiri sambutannya. ***