Berita Merdeka – Walikota dan Wakil Walikota Tegal periode 2019 – 2024 bakal bertarung berhadapan dalam Pilkada 2024 usai mereka berdua mengakhiri masa pemerintahannya di Kota Tegal dan mendaftar serta telah serahkan kembali formulirnya sebagai Bakal Calon Walikota Tegal periode 2024 – 2029.
Dedy Yon Supriyono lelaki kelahiran Kabupaten Brebes itu, telah mendaftar dan menyerahkan kembali formulir pendaftaran dalam penjaringan sebagai Bakal Calon Walikota Tegal melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jumat, 17 Mei 2024 kemarin malam.
Sementara HM Jumadi yang asli kelahiran desa Kalibakung, Kabupaten Tegal sebelumnya telah mendaftar dan menyerahkan kembali formulirnya sebagai Bakal Calon Walikota Tegal melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) beberapa waktu lalu.
Mereka berdua tinggal menunggu restu dari induk partainya masing-masing untuk mendapatkan tiket sebagai Calon Walikota Tegal dan selanjutnya didaftarkan ke KPU Kota Tegal pada bulan Agustus 2024.
Meski PDI-P Kota Tegal dalam Pilpres 2024 Februari lalu meraih 7 kursi di DPRD dan dapat memgusung sendiri paslonnya, namun masih terdapat PR internal partai karena potensi munculnya 2 kandidat yang maju sebagai Bakal Calon Walikota Tegal dari partai berlambang Banteng moncong putih yakni Dr. HM. Jumadi, ST.,MM dan H. Edy Suripmo, SH.,MH.
Bisa terjadi keduanya sebagai paslon Walikota dan Wakil Walikota Tegal atau G1 dari kader PDI-P dan G2 dari eksternal partai atau sebaliknya, semua tergantung restu dan rekomendasi yang diterbitkan oleh kebijakan putusan DPP PDI-P.
Sementara Partai Keadilan Sejahtera hanya memiliki 5 kursi di DPRD yang memaksa harus berkoalisi dengan partai perolehan kursi kecil untuk dapat mengusung paslon Walikota dan Wakil Walikota Tegal.
Namun kedatangan anak bos PO Dedy Jaya, H. Muhadi yakni Dedy Yon Supriyono setidaknya membawa angin segar bagi partai tempat Dedy Yon Supriyono mendaftar karena potensi peluang berkoalisi semakin memungkinkan untuk mengusung sendiri dan mendaftarkan ke KPU Kota Tegal paslon Walikota dan Wakil Walikota dari partai koalisi pimpinan PKS.
“Mudah-mudahan DPP PKS bisa memberikan rekomendasi seperti Pilkada tahun sebelumnya. Karena bagaimanapun DPD PKS Kota Tegal merupakan pengusung utama di tahun lalu dan alhamdulillah bisa terpilih sebagai Wali Kota,” kata Dedy.
Selain di PKS, Dedy juga mengaku telah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai lain.
“Kita komunikasi dengan partai lain. Kemarin sempat ikuti survey Partai Golkar. Dan kemungkinan bisa koalisi dengan partai lain,” tutur Dedy.
Ketua DPD PKS Kota Tegal Amirudin mengatakan, setidaknya ada 11 orang yang mendaftar dan mengikuti penjaringan. Dari jumlah itu, 6 bersedia mengikuti penjaringan sebagai bacawalkot, dan 5 sebagai bacawawalkot.
“PKS masih perlu koalisi. Harapan bisa berkoalisi dengan partai yang memiliki potensi menang,” kata Amir.
Terkait pencalonan, Amir belum bisa memastikan siapa yang bakal mendapatkan rekom untuk Pilkada.
“Kami belum bisa menjanjikan, karena masih perlu proses di DPW dan DPP,” tegas Amir.
Saat ini, jumlah kursi di DPRD Kota Tegal hasil Pemilu 14 Februari 2024 lalu, PDI-P dan Golkar masing-masing 7 kursi, PKS 5 kursi, Gerindra 4 kursi, PKB 4 kursi, PAN 2 kursi dan PPP 1 kursi.
Eskalasi politik internal PKS menjadi semakin menarik karena terdapat dua calon yang pernah bertarung di pilkada 2019 – 2024, Dedy Yon Supriyono dengan Habib Ali Zaenal Abidin, SE yang sempat menggugat atas kekalahannya ke Mahkamah Konstitusi.
Maka kalau di internal PKS ada 2 pendaftar yang pengaruhnya masih cukul kuat untuk menjadi Bakal Calon Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono dan Ketua PKB Kota Tegal, Habib Ali Zaenal Abidin yang mendaftar di PKS, sedangkan di PDI-P ada HM Jumadi pendatang baru dan Edy Suripno, kader dan Ketua DPC PDI-P Kota Tegal.
Lantas adakah kuda hitam yang siap tampil ditengah deru debu pertarungan di kawah candradimuka dua calon beda partai yang diyakini keduanya membawa seberkas luka dendam membara semasa pemerintahan Dedy Yon – Jumadi yang penuh perseteruan hingga akhir masa jabatannya? Wallahualam bishawab. (Team Berita Merdeka)