Regional Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal Selalu Larung Ancak Kepala Kerbau, Apa Maknanya

Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal Selalu Larung Ancak Kepala Kerbau, Apa Maknanya

64
BERBAGI
Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal dengan Larung Ancak kepala Kerbau diawali dengan upacara yang diisi sambutan Kapolda Jateng dan Pj Walikota Tegal dilaksanakan di halaman KUD Karya Mina, Senin, 22 Juli 2024
Advertisement

Berita Merdeka – Pj Walikota Tegal Dadang Somantri dalam sebuah sambutannya memberikan pandangan kemungkinan tradisi kearifan lokal seperti Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal dengan Larung Ancak kalau dikembangkan sebagai destinasi wisata akan menjadikan nilai tambah bagi Kota Tegal.

“Kalau dikembangkan untuk tujuan wisata, ini juga bisa menjadi nilai tambah untuk Kota Tegal,” ujar Pj Wali Kota Tegal, Dadang Somantri pada acara Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal Tahun 2024 yang berlangsung di Halaman Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Mina Kota Tegal dan dilanjutkan dengan Larung Ancak, Senin, 22 Juli 2024.

Selain itu melalui Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal dengan Larung Ancak, Dadang berharap dapat menjadi momentum untuk mengingat kembali dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Pj Walikota Tegal, Dadang Somantri
Advertisement

“Dengan melaut atau menangkap ikan dengan cara-cara yang betul-betul ramah lingkungan, supaya kita terus berkelanjutan, supaya ikannya tambah banyak,” ujar Dadang.

Sebagaimana diketahui, acara Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal yang disertai Larung Ancak sudah berjalan secara turun temurun dan berlangsung cukup lama.

Tujuan Sedekah Laut dengan Larung Ancak setidaknya menurut teori komunikasi interaksi simbolik, George Herbert Mead dan teori identitas budayanya Geetz menyebutkan terdapat 5 pesan penggambaran makna simbolik yang merupakan kepercayaan adat secara tradisional mengenai roh yang menitis inkarnasi atau turun temurun.

Ancak kepala Kerbau siap dilarung ke laut lepas

Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal dengan Sesaji Ancak, berdasarkan simbol Tujuh Kepala kerbau, kembang tujuh rupa, serta buah-buahan.

Tujuh kepala kerbau yang diartikan bahwa memohon pertolongan kepada tuhan yang maha esa agar di beri hasil yang maksimal dengan bekerja keras.

Makna “Ancak” yaitu kepala kerbau yang berjumlah 7 (Tujuh) yang dilarungkan kelaut. Sesajen yang menjadi kepercayaan masyarakat dan nelayan bahwa “Ancak” harus ganjil yaitu dengan angka 7 (Tujuh).

Angka tujuh tersebut mempunyai arti dari bahasa jawa yaitu Pitu (7), artinya pitulangan, yaitu pertolongan kepada yang maha kuasa. Harapannya dengan membuang atau melarungkan “Ancak”, ikan dilautan dapat memakannya dan berkembang biak semakin banyak dan nelayanpun mendapatkan hasil yang banyak pula.

Sedangkan Kepala Kerbau itu sendiri dulunya mempunyai simbol bahwa kepala kerbau menggambarkan pekerja keras. Inti dari 7 kepala kerbau, jika ingin hasil yang memuaskan maka harus diiringi dengan bekerja keras.

Adat terlahir dari imbas siklus alam yang pada akhirnya mengikat penghuni alam dan menjadi komsensus yang secara otomatis dan turun temurun dijalankan dengan ikatan komitmen bersama untuk mencapai tujuan hidup berkelanjutan. Maka adat atau budaya kearifan lokal perlu menjadi prioritas penghormatan bila tidak ingin menjadi pihak yang mendurhakai alam itu sendiri.

Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal Dihadiri Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi

Acara Sedekah Laut Nelayan Kota Tegal yang mengangkat tema “Dengan Sedekah Laut Nelayan Semakin Berkah dan Berkelanjutan” dihadiri Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi, Jajaran Forkopimda Kota Tegal, Sekretaris Daerah Kota Tegal, dr. Agus Dwi Sulistyantono, Kepala OPD terkait di Lingkungan Pemkot Tegal, Forkopimcam Tegal Barat serta Nelayan Kota Tegal.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi

Senada dengan Pj Wali Kota Tegal, Kapolda Jawa Tengah, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi mengungkapkan bahwa, Sedekah laut dan larung sesaji merupakan suatu tradisi yang perlu dilestarikan, yang tidak hanya sebagai suatu budaya tetapi juga suatu ajang silaturahmi dari seluruh komponen anak bangsa khususnya masyarakat Tegal.

“Dengan sedekah laut ini diharapkan para pahlawan devisa negara, khsususnya para nelayan akan dibanyakan rezekinya,” ujar Kapolda Jawa Tengah.

Di samping itu menjelang Pilkada serentak tahun 2024, Kapolda Jawa Tengah menitipkan pesan kepada masyarakat agar di dalam pesta demokrasi tetap menjaga kerukunan dan keharmonisan.

“Siapapun pimpinannya adalah perwakilan rakyat-rakyat kita yang nanti akan mengemban amanah untuk menjadi lebih baik. Jangan tidak rukun, utamakan keharmonisan, gotong royong, saling bergandeng tangan bahwa pesta demokrasi adalah pestanya rakyat yang tidak boleh dipecah belah,” ujar Kapolda Jawa Tengah.

“Saya ucapkan terima kasih dan selamat semoga dengan sedekah laut nanti rezekinya para nelayan kota tegal khususnya dan nelayan seluruh jawa tengah umumnya lebih barokah dan bermanfaat,” tutup Kapolda Jawa Tengah.

Dalam acara tersebut Kapolda Jateng juga turut menyerahkan bantuan sosial secara simbolis untuk anak yatim piatu. (Redaksi Berita Merdeka)