Pendidikan TBM Sakila Kerti Gelar Sekolah Paket Kejar A,B,C di Lapas Tegal

TBM Sakila Kerti Gelar Sekolah Paket Kejar A,B,C di Lapas Tegal

156
BERBAGI
Sebanyak 23 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Tegal mengikuti pendidikan non formal yang terbagi kedalam kejar paket A, B dan C yang dibimbing langsung Dr Yusqon, M.Pd Sabtu, 27 Juli 2024.
Advertisement

Berita Merdeka – Gagasan mencerdaskan masyarakat dari ketertinggalan berpendidikan terus mengalir dari Taman Bacaan Masyarakat atau TBM Sakila Kerti yang didirikan oleh seorang pemerhati pendidikan di Kota Tegal, Dr Yusqon, MPd yang kali ini memberikan bimbingannya di Lapas Tegal.

Setelah banyak menyelenggarakan pendidikan kejar paket bagi kaum marjinal yang terputus pendidikan formalnya dengan sekolah kejar paketnya, kali ini Sakila Kerti menyasar ke Warga Binaan Pemasyarakatan atau WBP Lapas Tegal melalui program pendidikan kesetaraannya.

Sebanyak 23 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Tegal mengikuti pendidikan non formal tersebut yang terbagi kedalam kejar paket A, B dan C dan dimentori langsung Dr Yusqon, Sabtu, 27 Juli 2024.

Dr Yusqon, M.Pd saat kunjungi ruang perpustakaan Lapas Tegal
Advertisement

“Istilah di Sakila Kerti itu pengembangan, setelah di Terminal, Pantura, sekarang di Lapas. Isinya di PKBM Sakila Kerti itukan ada kejar paket A, B dan C, jadi intinya migunani untuk pembelajaran-pembelajaran education society atau pendidikan masyarakat,” ujar Dr Yusqon usai memberikan pembelajaran bagi Warga Binaan Pemasyarakatan lapas Tegal.

Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas sendiri banyak varian latar belakang pendidikan, yang saat sekolah kemudian terbentur dengan persoalan hukum, dan akhirnya putus sekolah masuk sel. Mereka tergolong sebagai ATS (Anak Tidak Sekolah) yang kategori usianya dari 6 s/d 21 tahun dengan alasan faktor ekonomi, sosial maupun kesehatan.

“Jadi kalau ada orang disini (lapas) yang memeerlukan untuk mendapatkan ijazah nasional, maka itu perlu ada bimbingan-bimbingan. Untuk itu kami dengan tutor-tutor Sakila Kerti sengaja pengabdian diri untuk mengabdi pada Lapas ini,” tuturnya.

Dr Yusqon M.Pd saat serahkan bantuan buku untuk mengisi ruang perpustakaan di Lapas Tegal yang diterimakan Kasubsi Regbimpas, Arif Mustafa, A.Md.P

Seperti diketahui, masyarakat Kota Tegal telah mengapresiasi Sakila Kerti sebagai lembaga pendidikan non formal yang kerap mengadakan program pelatihan dan pemberdayaan, membekali mereka kemampuan berwirausaha bagi masyarakat pinggir yang kurang beruntung baik dari segi ekonomi maupun pendidikan formal.

PKBM Sakila Kerti telah dapat membuktikan bahwa pendidikan non formal dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi keterbatasan terkait pendidikan formal.

Selain memberikan bimbingan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan atau WBP Lapas Tegal, Sakila Kerti juga memberikan sumbangan buku untuk memenuhi ruang perpustakaan yang ada didalam Lapas.

Menurut Yusqon, ada sinkronisasi antara Lapas sebagai Lembaga Pemasyarakatan dengan di sekolah yang juga ada pendidikan masyarakat. Diharapkan ketika para WBP kembali ke masyarakat, mereka telah dibekali dengan ijazah.

“Mereka nanti kembali ke masyarakat lagi yang semula belum punya ijazah sekolah mereka mendapatkan ijazah dan yang mereka belum punya ketrampilan setelah mengikuti ketrampilan nanti dari kita akan berikan ijazah ketrampilan,” terang Yusqon.

Sementara menurut Kalapas Tegal Haryono, BC.IP., S.H., M.M melalui Kasubsi Regbimpas Lapas Tegal, Arif Mustafa, A.Md.P, dari 23 Warga Binaan Pemasyarakatan atau WBP Lapas Tegal yang mengikuti bimbingan kejar paket tersebut terdiri dari 4 orang kejar paket A, kejar paket B 8 orang dan selebihnya kejar paket C.

“Kemarin masih pengenalan lingkungan sebelum memasuki materi sekolah kejar paket dengan materi umum,” kata Arif Mustafa. (Redaksi Berita Merdeka)