Profil 13 Tahun Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa Ini Berpeluh Bersama Anak Terlantar...

13 Tahun Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa Ini Berpeluh Bersama Anak Terlantar dan ODGJ

117
BERBAGI
Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa terletak di Jl Meteo, Kawasan Debong, Tegal Selatan, Kota Tegal
Advertisement

Berita Merdeka – Atas nama kemanusiaan, Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa mengabdikan diri dalam kepeduliannya terhadap anak-anak Yatim Piatu, Jompo dan juga ODGJ.

Puluhan anak-anak Yatim Piatu yang dalam binaan Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa itu, kini sudah mulai beranjak remaja dan sebagiannya telah menamatkan pendidikan tingkat atas bahkan ada yang mulai bekerja.

Saat ini, Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa tersebut membina sekitar 23 orang yang terdiri dari 12 anak yatim, 6 orang lansia atau jompo dan 1 orang ODGJ serta 4 anak sudah bekerja meski masih tinggal di rumah tersebut.

Vincent dan istri, pendiri dan pengasuh Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa
Advertisement

Menurut pendiri dan pengelola Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa, Vincent menyebutkan bahwa lembaganya tersebut sudah berdiri 13 tahun sejak tahun 2011 dengan beberapa kali pindah tempat dan terakhir menyewa rumah di Jl. Metro, Kelurahan Debong, Tegal Selatan, Kota Tegal.

Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa merupakan lembaga kesejahteraan sosial dan sebagai organisasi sosial yang teregister di dinas sosial Kota Tegal dengan nomor446.3/004 dan telah secara resmi tercatat di Kemenkumham RI.

Meski dalam perjalanan selama berpindah tempat sempat menghadapi sedikit “gangguan”, namun keteguhannya dalam prinsip sense of humanitariannya, pada akhirnya dapat diterima masyarakat lingkungan sekitar.

“Ya kami sempat belum bisa diterima lingkungan, kami pernah dilempari sampah dan anak-anak sempat kena bully juga, namun seiring perjalanan waktu, kami tetap mengedepankan sisi sosial dan kemanusiaan yang akhirnya masyarakat dapat menerima keberadaan kami disini,” ujar Vincent pada beritamerdeka.co.id yang menyambangi tempat tersebut.

Yayasan yang keberangkatan awalnya dari sebuah lembaga kesejahteraan masyarakat Kristen Kota Tegal, namun dalam kiprahnya tidak berbasis pada golongan agama saja melainkan banyak membantu anak-anak terlantar yang ditinggalkan orang tuanya dengan problematika yang berbeda-beda seperti misalkan yang terjadi pada seorang anak dari orang tuanya yang berlatar belakang Punk.

Revan dan kakak perempuannya terlahir dari sepasang remaja Punk yang ditinggalkan kedua orang tua punk tersebut sejak kecil, bapaknya pergi entah krmana dan ibunya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan dijalan raya. Revan tinggal di Yayasan Rumah Singgah Bina Bangsa sejak kecil dan kini sudah menginjak kelas 6 sekolah dasar.

Kakak Revan. Kakak adik anak dari orang tua berlatar belakang Punk

“Kami sudah pernah menghubungkan dengan keluarga orang tuanya Revan sebab kami tidak ingin memutuskan hubungan dia sama keluarga orang tuanya,” ujar Vincent.

Selain cerita Revan, Vincent dan istrinya juga saat ini menangani seorang perempuan paruh baya yang mengidap penyakit gangguan jiwa atau ODGJ asal Slawi yang dalam pembinaannya mengalami sedikit perubahan.

Vincent dan istrinya merupakan sepasang suami istri usia muda yang concern terhadap nasib anak-anak terlantar, yatim piatu tanpa memilah berdasar suku, agama ataupun ras, mereka nampaknya menemukan kebahagiaan dengan membahagiakan anak-anak yang butuh perhatian, kepedulian dari orang lain yang berkemampuan untuk memperhatikan nasib anak-anak terlantar, yatim piatu.

Anak binaan yayasan yang sudah beranjak remaja

Bahkan semua sebagian besar pembiayaan ditanggung berdua dari kebutuhan sandang, pangan bagi anak-anak yatim bahkan biaya sekolah yang hampir semua anak-anak binaannya itu sekolah di sekolahan swasta.

“Mereka mempunyai hak yang sama sebagai makhluk hidup untuk mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak,” terangnya.

Untuk itu mereka berdua juga membuka tempat les khusus pendidikan bagi anak-anak binaannya yang berlokasi di kawasan Pantai Alam Indah atau PAI.

Bangunan trmpat tinggal anak terlantar. Yatim piatu fan juga ODGJ

Dari pengabdiannya yang totalitas tersrbut, maka seperti sebuah adagium bahwa ‘rejeki akan mengikuti karya’, tiba-tiba datang seorang dermawan yang mendonasikan hartanya untuk membelikan sebidang tanah yang cukup luas di kawasan kelurahan Tunon.

“Ya tinggal memikirkan untuk bagaimana membangunnya,” katanya.

Vincent dan istri berharap pemerintah Kota Tegal mempunyai tempat bagi orang-orang tetlantar, anak-anak terlantar juga anak-anak yatim piatu.

“Ya kami berharap pemerintah Kota Tegal mempunyai tempat (Rumah Singgah) bagi orang-orang terlantar,” pungkasnya. (Anis Yahya)