Berita Merdeka – Ratusan generasi milenial Kota Tegal gelar acara Talk Show bersama Calon Walikota dan Wakil Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono dan Iin Tazkiyyatul Muthmainnah bertajuk Masa Depan Kota Tegal Suara Milenial Z dengan Narasumber dari beberapa aktifis milenial seperti Aji Fadil Hidayatullah, Dean Hadi Pratama dan Nadya Alfi R, Wakil Ketua Harian DPP PKB.
Talk Show generasi milenial bersama Calon Walikota dan Wakil Walikota Tegal Ded Yon Supriyono dan Iin Tazkiyyatul Muthmainnah merupakan acara bincang-bincang pemuda tentang perkembangan dan Inovasi Kota Tegal itu diselenggarakan di Bento Kopi, Jl. Gatot Subroto, Debong Tengah, Kota Tegal, Sabtu, 2 November 2024.
Aji Fadil Hidayatullah menyampaikan paparannya bahwa berkelanjutan itu tetap menjadi program-program yang diinginkan dan diharapkan pemuda yang ada di Kota Tegal.
Menurutnya, periode pembangunan masa pemerintahan Dedy Yon Supriyono tata kotanya sudah sangat representatif termasuk Citywalk serta obyek-obyek wisata lainnya yang menjadi ruang publik tersendiri bagi berkumpulnya anak-anak muda.
“Sudah betul sore hari ini mas Dedy dan mba Iin mengumpulkan teman-teman milenial dan teman-teman Gen Z untuk kemudian memberikan ide atau gagasan rekomendasi untuk keberlanjutan yang akan diteruskan periode kedepan, sehingga partisipasi aktif pemuda itu tidak harus menjadi objek kebijakan tapi juga memiliki peran penting dalam pembangunan Kota Tegal,” ujar Aji Fadil Hidayatullah.
Dean Hadi Pratama aktifis yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan mengutarakan apresiasinya atas perubahan wajah Kota Tegal dibandingkan sebelum kepemimpinan Walikota Dedy Yon Supriyono.
“Perlu kita pahami bahwa pembangunan infrastruktur itu tidak mudah. Namun dampak yang diberikan pada periode pak Dedy itu bisa menarik banyak orang untuk melihat wajah kota untuk saat ini. Dan hari ini kita akui bahwa Kota Tegal hari ini cukup dikenal,” kata Dean Hadi Pratama.
Sementara Wakil Ketua Harian DPP PKB, Nadya Alfi Roikhana memaparkan berdasarkan data bahwa jumlah anak muda Kota Tegal cukup signifikan, berdasarkan data BPS dan juga DCT menunjukkan jumlah anak muda kisaran usia 17 – 30 tahun total jumlahnya ada 28% dan kalau mix gabungan antara 17 – 30 tahun dan 31 – 40 tahun angka pemilih dari kalangan pemuda ada di 48%.
“Kadang yang usianya 40 tahun masih ngaku-ngaku sebagai anak muda, padahal berdasarkan undang-undang itu maksimal ada di usia 30 tahun. Tapi kalau data tadi digabung dari usia 17 tahun – 30 tahun dan 31 – 40 tahun, maka angka pemilihnya itu ada di angka 48 persen,” beber Nadya.
Mengingat jumlah pemilih dari kalangan muda hampir 50% dari total suara pemilih di Kota Tegal, maka suara pemuda di Kota Tegal tidak boleh diabaikan tinggal bagaimana menggulirkan isu-isu untuk menggaet anak-anak muda seperti apa.
“Hal itu dilakukan karena kedepan nanti kita juga punya kontribusi, kita juga menjadi bagian dari solusi untuk kemajuan Kota Tegal,” jelasnya.
Calon Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono menyampaikan terima kasihnya atas apresiasi ataupun pengakuan para pemuda milenial Z atas kemajuan pembangunan Kota Tegal dimasa pemerintahannya. Namun demikian menurutnya dalam rangka mempromosikan daerah mempunyai resiko seperti dibully melalui medsos meski Kota Tegalnya bisa terkenal, tapi kadang berdampak pada kepala daerahnya.
“Mempromosikan daerah itu ada hal yang indah walaupun segala resikonya kadang, yang dibully, kontra, ya kadang sering begitu, jadi Kota Tegalnya bisa terkenal tapi kadang berdampak dengan kepala daerahnya,” ungkapnya. (***)