Berita Merdeka – Dr Yusqon Pegiat literasi sempat kaget ketika biografi dirinya tercantum dalam sebuah buku yang ditulis oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Kota Tegal, Ries Murdiani yang berjudul ‘Ketika Lelah Berbalut Ikhlas’ yang mengisahkan dirinya yang berproses sebagai pendiri Sekolah Terminal dan Sekolah Pesisir Sakila Kerti Kota Tegal.
Acara Bedah Buku Oemar Bakri Yusqon ‘Ketika Lelah Berbalut Ikhlas’ karya Ries Murdiani sejumlah tokoh tersebut berlangsung di Sekolah Pesisir Sakila Kerti kawasan Pantai Alam Indah, Kota Tegal. Jumat, 1 November 2024.
Bedah Buku yang dipaparkan Budayawan Atmo Tan Sidik dengan moderator Dr Maufur Rektor Bhamada Slawi yang juga mantan Wakil Walikota Tegal itu dihadiri 257 orang termasuk dari Perpusnas RI Balai Besar Pengembangan Mutu, Endy Santoso serta Pj Walikota Tegal drg Agus Dwi Sulistyantono, MM.
“Selama ini hampir 2 bulan beliau bu Ries Murdiani mewawancarai saya lewat WhatsApp dan kunjungan tempat. Sebelum Kepala Sekolah, beliau guru Bahasa Indonesia. Pernah menjadi Kepala Sekolah Teladan. Saya bangga bukunya ditulis oleh Kepala Sekolah SMON 2, karena saya dulu alumnus SMP 2,” ujar Dr Yusqon.
Dalam sesi bedah buku, Atmo Tan Sidik menyorot sosok Yusqon yang tak pernah absen disebut dalam berbagai literasi atau buku yang namanya banyak disebut dengan para tokoh di Kota Tegal seperti buku tentang Walikota Tegal Adi Winarso (Alm) hingga buku karangan Yono Daryono.
Dalam buku ‘Ketika Lelah Berbalut Ikhlas’ disebutkan bahwa Yusqon merupakan sosok yang tak pernah lelah dibidang literasi dan hal itu pula mendapatkan apresiasi dari Koordinator Bidang Pengembangan Budaya Baca dan Literasi Perpusnas RI, Endy Santoso.
Koordinator Bidang Pengembangan Budaya Baca dan Literasi Perpusnas RI, Endy Santoso menyampaikan, Perpusnas mengapresiasi kegemaran membaca yang dilakukan di ruang-ruang terbuka seperti di Sakila Kerti Tegal. Karena Sakila Kerti mengajak masyarakat yang termarjinalkan, bebas, dan lepas.
Dari kiprah Dr Yusqon, sehingga yang bisa menikmati membaca buku tidak hanya orang-orang yang di gedung megah.
“Seperti ini di taman baca Sakila Kerti. Ini menjadi kebiasaan membaca yang menyenangkan bagi semua orang. Bukan hanya dinikmati oleh eksekutif yang hanya orang-orang berkecukupan,” ujarnya.
Pegiat literasi dan pengelola Sakila Kerti, Yusqon mengatakan, ia mengawali kariernya sebagai guru di PGRI dan tahun depan sudah masuk masa pensiun. Iapun berharap, adanya momen bedah buku, bisa mengingatkan guru-guru untuk gemar menulis dan berkarya.
“Jadi apa saja yang ada di alam pikir, kebudayaan dan minat baca itu harus disalurkan dalam bentuk aksi maupun tulisan,” tutur Yusqon. (Anis Yahya)