
Beritamerdeka.co.id – Hutang Suriah terhadap bank dunia senilai 15 juta dollar amerika, bakal ditutup Arab Saudi dan Qatar sebagai upaya recovery ekonominya.
Pelunasan tunggakan hutang Suriah kepada Bank Dunia tersebut sebagai langkah penting bagi Suriah yang selama satu dekade dilanda perang saudara.
Arab Saudi dan Qatar resmi mengumumkan pembayaran US$15 juta atau setara Rp250 miliar sebagai komitmen bersama memulihkan ekonomi Suriah.
Wapres Gibran Diwacanakan Dicopot dari Jabatannya, Lalu Bagaimana Teknis Pencopotannya
Hal itu disampaikan usai diskusi Syria round table yang berlangsung disela-sela Pertemuan Musim Semi 2025 Bank Dunia dan IMF di Washington DC sebagaimana dikutip Saudi Gazette, Senin, 28 April 2025.
Langkah penting tersebut menandai babak baru bagi pemulihan dan mempercepat rehabilitasi ekonomi Suriah.
Pertemuan tersebut mempertemukan berbagai pihak internasional yang fokus pada dukungan rekonstruksi dan pembangunan kembali Suriah.
Pelunasan tunggakan ini juga membuka jalan bagi Bank Dunia untuk kembali melanjutkan operasinya di Suriah, setelah 14 tahun menghentikan semua kegiatan sebagai akibat dari konflik berkepanjangan dan situasi politik yang tidak stabil.
Dengan status keanggotaan yang dipulihkan, Suriah kini berhak menerima alokasi pendanaan baru untuk mendukung sektor-sektor yang paling membutuhkan, termasuk infrastruktur dasar, layanan publik, dan pengembangan sumber daya manusia.
Selain dukungan finansial, Suriah juga akan mendapatkan bantuan teknis dari Bank Dunia yang difokuskan pada pembangunan kembali institusi negara, penguatan kapasitas pemerintahan, serta pengembangan kebijakan dan reformasi ekonomi.
Bantuan tersebut bertujuan untuk menciptakan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan mempercepat transisi menuju stabilitas sosial dan politik.
Arab Saudi dan Qatar, dalam pernyataan bersama, menyerukan kepada lembaga keuangan internasional dan regional lainnya untuk segera melanjutkan, memperluas, dan meningkatkan kegiatan pembangunan di Suriah.
Mereka menekankan bahwa dukungan terkoordinasi dari komunitas internasional sangat penting dalam membantu rakyat Suriah mencapai aspirasi mereka untuk masa depan yang damai, stabil, dan sejahtera.
“Pemulihan Suriah bukan hanya kebutuhan nasional, tetapi juga kebutuhan regional. Stabilitas dan kemakmuran Suriah akan membawa dampak positif bagi seluruh kawasan,” demikian disampaikan dalam pernyataan resmi kedua negara seperti dilansir Saudi Gazette yang dikutip moslemtoday.com, Senin, 28 April 2025.
Langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat mengenai perubahan pendekatan regional terhadap Suriah, serta komitmen negara-negara Teluk untuk memainkan peran lebih aktif dalam proses rekonstruksi dan reintegrasi Suriah ke dalam komunitas ekonomi global.
Sejumlah analis menyebut pembayaran ini sebagai katalis penting bagi percepatan proses pembangunan kembali Suriah, dengan harapan bahwa kembalinya Bank Dunia akan menarik partisipasi lembaga-lembaga keuangan lainnya dalam menyediakan pembiayaan dan bantuan teknis yang dibutuhkan.
Dukungan internasional yang terkoordinasi dianggap krusial, tidak hanya untuk memperbaiki kerusakan fisik akibat konflik, tetapi juga untuk membangun sistem ekonomi dan sosial yang inklusif, yang dapat mendorong pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi risiko kembalinya ketegangan di masa depan.
Dengan dimulainya kembali keterlibatan Bank Dunia, Suriah kini memiliki peluang untuk mempercepat pemulihan nasionalnya dan kembali berkontribusi pada stabilitas dan pembangunan di kawasan Timur Tengah. (***/dari berbagai sumber)