
Beritamerdeka.co.id – Irama gamelan kini menggema di balik tembok tinggi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi (Lapas Slawi). Bukan sekadar bunyi-bunyian tradisional, namun alunan karawitan ini menjadi jembatan harmoni bagi para warga binaan untuk berdamai dengan diri sendiri dan menjalani masa pembinaan dengan lebih bermakna.
Program pelatihan seni karawitan yang rutin digelar di aula Lapas Slawi menjadi magnet bagi warga binaan dari berbagai latar belakang. Dipandu oleh seniman karawitan berpengalaman, Nofi Wirahadi Kusuma, para peserta diajak menyelami kekayaan budaya Jawa melalui permainan gamelan, sekaligus memaknai nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam setiap iramanya.
Kalapas Slawi, Karyono, menegaskan bahwa pembinaan melalui seni budaya menjadi salah satu pendekatan holistik yang diterapkan di Lapas.
“Karawitan bukan hanya soal memainkan alat musik. Di dalamnya ada pelajaran tentang kesabaran, kekompakan, dan disiplin hal-hal yang sangat penting dalam proses pembinaan,” ujarnya, Selasa 5 Agustus 2025.
Kegiatan ini tidak hanya memperkaya keterampilan para warga binaan, tetapi juga menjadi semacam terapi jiwa. Alunan lembut gamelan menghadirkan ketenangan, membangun solidaritas, dan membuka jalan menuju perubahan positif di tengah keterbatasan ruang gerak.
Dengan semangat untuk terus menumbuhkan nilai-nilai budaya dan kemanusiaan, Lapas Slawi berharap program seni karawitan ini dapat menjadi bekal moral dan emosional bagi warga binaan saat kembali ke tengah masyarakat nanti.***