
Beritamerdeka.co.id – Suasana malam peringatan bulan Muharam di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, mendadak ricuh. Bentrokan pecah antara dua organisasi massa (ormas) yang berbeda pandangan terkait kehadiran Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq. Sedikitnya lima orang dilaporkan terluka akibat insiden tersebut, Rabu malam 23 Juli 2025.
Kericuhan melibatkan massa dari Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI‑LS) dan Front Persatuan Islam (FPI).
Ketegangan mulai memuncak saat ratusan anggota ormas PWI‑LS berkumpul di sekitar masjid dekat lokasi acara ceramah dan mencoba menerobos masuk untuk membubarkan kegiatan yang menghadirkan Habib Rizieq sebagai penceramah utama.
Meski aparat kepolisian telah melakukan pengamanan dan memblokade akses menuju lokasi, sebagian massa tetap berhasil mendekati panggung. Lemparan batu pun menghujani area acara, memicu kepanikan di antara jamaah.
“Bajunya putih-putih, ngejar yang baju hitam…” kata seorang warga setempat yang menyebut bentrokan berlangsung singkat namun memanas dan mencekam.
“Banyak FPI mungkin ya, bajunya putih-putih, mengejar orang-orang yang baju hitam, katanya dari kubu PWI. Kejadiannya cepat, sekitar 15 menit tapi tegang banget,” tambahnya.
Dalam ceramahnya, Habib Rizieq turut menyinggung soal insiden tersebut, serta meminta pihak aparat keamanan memproses insiden berdarah dalam agenda dakwahnya.
“Saya sampaikan ke pak kapolres, pak dandim, bahwa ada lima korban luka akibat sabetan senjata tajam. Saya minta ini diproses secara hukum,” tegasnya dari atas mimbar.
Berdasarkan keterangan, pengerahan massa dari pihak penolak diduga dilakukan secara terorganisir. Informasi yang beredar menyebutkan adanya surat permohonan dari PWI‑LS Pemalang kepada pemerintah setempat untuk menolak kehadiran Habib Rizieq dalam acara tersebut.
Seluruh korban luka telah dilarikan ke RS Siaga Medika Pemalang untuk mendapatkan perawatan intensif. Pihak kepolisian juga belum memberikan pernyataan resmi terkait kronologi lengkap maupun jumlah korban.***