
Beritamerdeka.co.id — Aksi terorisme guncang Inggris, sebuah serangan terjadi di luar Sinagoga Heaton Park Hebrew Congregation, Crumpsall, Manchester, Kamis, 2 Oktober 2025.
Aksi terorisme di Inggris itu tewaskan dua orang dan melukai empat lainnya, dan segera ditetapkan sebagai serangan teroris oleh kepolisian.
Menurut keterangan Greater Manchester Police (GMP), peristiwa bermula ketika seorang pria menabrakkan kendaraannya ke arah jemaat yang baru selesai beribadah.
Pelaku kemudian keluar dari mobil dan menyerang warga dengan senjata tajam. Aparat kepolisian yang dikerahkan ke lokasi menembak pelaku kurang dari sepuluh menit setelah laporan pertama diterima.
Meski sempat dikhawatirkan mengenakan rompi peledak, pemeriksaan tim penjinak bom, memastikan benda tersebut tidak mengandung bahan peledak.
Kepolisian mengonfirmasi bahwa dua korban meninggal adalah anggota komunitas Yahudi lokal. Empat korban lain masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit, tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
Pelaku diidentifikasi sebagai Jihad Al-Shamie, pria 35 tahun kelahiran Inggris dengan latar belakang keluarga keturunan Suriah. Polisi juga menahan tiga orang lain — dua pria dan satu perempuan — karena diduga terkait dengan aksi penyerangan tersebut.
Perdana Menteri Keir Starmer mengecam keras serangan ini dan menyebutnya sebagai “serangan biadab yang menargetkan warga tak berdosa pada hari paling suci umat Yahudi, Yom Kippur.”
Pemerintah Inggris segera meningkatkan pengamanan di seluruh rumah ibadah Yahudi.
Kepala Kepolisian Greater Manchester, Sir Stephen Watson, menegaskan bahwa aksi cepat aparat serta keberanian petugas keamanan sinagoga telah mencegah jatuhnya korban lebih banyak.
“Jika pelaku berhasil masuk ke dalam bangunan, tragedi ini bisa jauh lebih parah,” ujarnya.
Pihak intelijen Inggris, MI5, kini berada dalam status kewaspadaan tinggi. Serangan ini menambah kekhawatiran atas meningkatnya ancaman ekstremisme dan antisemitisme di Eropa, terutama menjelang peringatan setahun serangan Hamas-Israel 7 Oktober 2024.
Donald Trump Spesifik Sebut Nama Prabowo Saat Umumkan Proposal Damai Gaza
Komunitas lintas agama di Inggris, baik Yahudi maupun Muslim, menyuarakan solidaritas dan menyerukan persatuan untuk menolak radikalisme. Namun, insiden ini juga memicu kembali perdebatan tentang efektivitas program deradikalisasi di Inggris.
Hingga berita ini diturunkan, kepolisian masih melakukan penyelidikan lanjutan, termasuk menelusuri apakah pelaku memiliki jaringan dengan kelompok ekstremis internasional. Lokasi sekitar sinagoga masih ditutup, sementara layanan keagamaan dialihkan ke tempat lain dengan pengawalan ketat aparat. (*** Anis Yahya / Sumber : War Archives)