
Beritamerdeka.co.id – Panorama di Lereng Salem itu cerah ditimpa bulir sinar mentari pagi memperjelas aktifitas bibit calon penghafal Qur’an MDT Ihya Ar-Ridho.
Semangat dari para pengelola Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Ikhya Ar-Ridho terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia.
Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Ihya Ar-Ridho, berlokasi di Jl. Sawahluhur RT 02 RW 04, Desa Bentar, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes.
Berdiri sejak tahun 2021 dan dikelola oleh Yayasan Ihsan Hidup Mulya dengan status hukum resmi Kemenkumham No. AHU 0029027.AH.01.12.TAHUN 2024, dan dibuat oleh Notaris RIFQI, S.H; M.Kn, MDT Ihya Ar-Ridho kini menjadi salah satu pilar pendidikan keagamaan di daerah terpencil tersebut.
Dengan visi untuk membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia dan mampu mengamalkan ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamiin dalam kehidupan, MDT Ihya Ar-Ridho telah menorehkan berbagai pencapaian.
Liburan ke Kaligua Brebes Usai Lebaran, Tak Pernah Mengecewakan

Saat ini, MDT yang relatif masih sangat muda, memiliki 70 santri yang dibina oleh 5 guru dan dikelola oleh 7 pengurus yang bekerja penuh pengabdian.
Proses pembelajaran dibagi dalam 3 kelompok belajar, memastikan setiap santri mendapatkan perhatian optimal.
Berbagai Inovasi dalam Pembelajaran Al-Qur’an dan Akhlak
MDT Ihya Ar-Ridho menerapkan misi yang terstruktur, meliputi penanaman kecintaan pada Al-Qur’an sejak dini, pengajaran baca tulis Al-Qur’an dengan tartil dan tajwid yang benar, pembinaan akhlak mulia, serta pembangunan karakter santri yang disiplin, santun, bertanggung jawab, dan cinta lingkungan.
MDT ini juga aktif menjalin kerja sama dengan orang tua santri dan masyarakat demi mendukung pendidikan Islam yang komprehensif.
Metode pengajaran yang diterapkan cukup unik dan komprehensif. Selain kurikulum utama berdasarkan pedoman MDT dari Kemenag, santri juga mendapatkan muatan tambahan bertahap, mulai dari Iqro, pengenalan huruf Hijaiyah, tahsin dengan penekanan tajwid yang benar, hingga tilawah menggunakan metode Qitadah.
Penilaian santri tidak hanya terpaku pada penguasaan materi, namun juga mengedepankan 50% nilai kelulusan materi ajar dan 50% adab/akhlak.
Bahkan, untuk melatih kemandirian dan integritas, MDT Ihya Ar-Ridho menghadirkan sarana pelatihan berupa “Kantin Jujur” dan penekanan pada kedisiplinan.
Apresiasi dan Prestasi Santri
Pada tahun ajaran 2024, MDT Ihya Ar-Ridho berhasil memberikan piagam kelulusan hafalan Juz 30 kepada 11 santriwati dan pada tahun 2025, 3 santri lainnya berhasil menyelesaikan hafalan Juz 30, serta 4 santri berhasil menghafal Juz 29 dan 30.
Pencapaian itu menjadi bukti nyata komitmen MDT Ihya Ar-Ridho dalam menciptakan penghafal Al-Qur’an.
Dukungan Kemenag Brebes dan Harapan dari Lereng Salem
MDT Ihya Ar-Ridho menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Agama Kabupaten Brebes.
Berkat kemudahan layanan dan bimbingan dari Kemenag, khususnya kunjungan dari Musyafa dan Sigit selaku pejabat pembina Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Brebes dalam rangka visitasi lapangan, MDT Ihya Ar-Ridho dapat memenuhi seluruh persyaratan dan memperoleh Izin Operasional MDT.
“Meskipun terletak di daerah terpencil, kami yakin anak-anak dari lereng Salem pun berhak atas pendidikan dan masa depan yang cerah, setara dengan mereka yang tinggal di pusat kota,” ujar Kamal Ghalib, Pendiri dan Pembina MDT Ihya Ar-Ridho.

Pihaknya berharap, dengan tekad kuat dan kebersamaan masyarakat, serta kolaborasi dari berbagai pihak, pemerataan pembangunan dapat hadir hingga ke desa-desa di kaki gunung.
MDT Ihya Ar-Ridho Desa Bentar menjadi bukti nyata bahwa semangat membangun sumber daya manusia unggul bisa tumbuh di mana saja, bahkan dari pelosok desa di lereng pegunungan.
“Ini adalah bagian dari upaya besar untuk bersama-sama membangun Brebes dari pinggiran, memastikan keadilan dan kesempatan merata bagi seluruh masyarakat,” Pungkas Kamal Ghalib. (Anis Yahya)