
Beritamerdeka.co.id – Lazy eyes atau dalam istilah medis disebut amblyopia adalah kondisi gangguan penglihatan yang terjadi ketika satu mata tidak berkembang dengan baik, sehingga otak lebih memilih untuk menggunakan mata yang lebih “kuat”. Akibatnya, mata yang lemah menjadi kurang berfungsi secara optimal.
Penyebab Lazy Eyes
Amblyopia umumnya berkembang sejak masa kanak-kanak dan memiliki beberapa penyebab utama, antara lain:
- Strabismus (mata juling): Ketika kedua mata tidak sejajar, otak akan mengabaikan salah satu gambar dari mata yang tidak lurus.
- Kelainan refraksi: Perbedaan ketajaman penglihatan antara kedua mata (misalnya rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme) yang tidak dikoreksi dapat menyebabkan amblyopia.
- Penghalang pada mata: Katarak kongenital atau kelopak mata yang turun (ptosis) juga bisa menghalangi penglihatan dan menyebabkan mata malas.
Gejala Lazy Eyes
Gejala amblyopia bisa sulit dikenali, terutama pada anak-anak, namun beberapa tanda yang dapat diperhatikan meliputi:
- Penglihatan buram pada salah satu mata
- Kesulitan mengukur jarak (persepsi kedalaman)
- Sering memiringkan kepala untuk melihat
- Ketidakmampuan mata bekerja sama dengan baik
- Pada anak kecil, gejala sering kali terdeteksi saat pemeriksaan mata rutin oleh dokter.
Diagnosis dan Penanganan
Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan mata oleh dokter spesialis mata, biasanya sebelum usia sekolah. Semakin dini terdeteksi, semakin besar kemungkinan penglihatan dapat diperbaiki.
Penanganan lazy eyes melibatkan beberapa metode, seperti:
- Kacamata atau lensa korektif untuk memperbaiki kelainan refraksi
- Penutup mata (eye patch) pada mata yang kuat, agar mata yang lemah dipaksa bekerja
- Obat tetes mata untuk mengaburkan penglihatan pada mata yang dominan
- Terapi penglihatan (vision therapy) berupa latihan khusus untuk memperkuat koneksi antara mata dan otak
- Operasi, jika penyebabnya adalah katarak atau strabismus
Pentingnya Deteksi Dini
Lazy eyes sangat bisa diobati jika didiagnosis dan ditangani sebelum usia 7-9 tahun. Jika terlambat, gangguan penglihatan bisa menjadi permanen. Oleh karena itu, pemeriksaan mata secara rutin sangat penting, terutama bagi anak-anak. ***
Referensi:
1. Mayo Clinic – Amblyopia (Lazy Eye)
2. National Eye Institute (NEI), USA – Facts About Amblyopia
3. American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus (AAPOS) – Amblyopia
4. World Health Organization (WHO) – Blindness and vision impairment
5. Ikatan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI)