
Beritamerdeka.co.id – Merebaknya pedagang kopi keliling (Starling) menjadi tren bisnis yang signifikan di Kota Tegal. Menggunakan sepeda motor atau sepeda mempermudah pedagang untuk berpindah lokasi dan melayani pelanggan di berbagai area.
Banyak orang beralih menjadi penjual kopi keliling setelah kehilangan pekerjaan atau terdampak kondisi ekonomi, seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19.
Terpantau jumlah pedagang kopi keliling sangat banyak di Kota Tegal membuat persaingan semakin tinggi dan memerlukan strategi penjualan yang ulet dan cerdas.

Salah satunya pedagang kopi yang mangkal di depan pintu keluar RSUD Kardinah Kota Tegal Kamali (43) mengungkapkan saat berbincang-bincang dengan jurnalis Beritamedeka.co.id. Jualan kopi keliling sudah hampir tiga tahun. “ungkap Kamali Sabtu malam Minggu, 9 Agustus 2025.
“Memilih bisnis jual kopi keliling untuk menyambung hidup di tengah sulitnya mencari pekerjaan. Usaha kopi keliling menjadikan sebagai sumber pendanaan untuk biaya kuliah anak.”
Kamal panggilan akrabnya, mengaku bisa mendapat omzet dari mulai 125.000 hingga Rp.200.000 per hari. Berangkat jam 17.00 sampai 24.00. “ungkap Kamal.

Sementara hal senada disampaikan Hanifah penjual kopi yang di kasih nama Lesko (Lesehan kopi) menuturkan, bisnis kopi keliling sudah hampir tiga tahun, paska pandemi “saya selain kopi juga menyediakan mie gelas, esteh.
Menurutnya tantangan usaha kopi keliling, persaingan ketat, jumlah penjual kopi keliling saat ini sangat banyak, produk yang dijual pun cenderung sama jadi kita harus bisa mempromosikan dan selalu jaga pelanggan.”ucap Hani panggilan akrabnya.
Ia menambahkan penjual kopi keliling, sering menghadapi masalah ketertiban dan kerap bersinggungan dengan petugas keamanan (Satpol PP) karena saya dan hampir semua pedagang kopi berjualan di tempat yang tidak semestinya. “Pokoknya kucing-kucingan sama petugas”
“Faktor alam seperti hujan itu manjadi pendapatan menurun, sebagai pedagang, itu semua harus dihadapi.” Imbuh Hani sambil beresi jualannya. (Zaen)