
Beritamerdeka.co.id – Program car free night atau malam bebas kendaraan bermotor dinilai tidak hanya menjadi inovasi segar dalam membuka ruang publik malam hari di Kota Tegal, tetapi juga dipandang sebagai peluang baru untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat.
Meski demikian, implementasinya tidak lepas dari sejumlah tantangan, mulai dari pengaturan lalu lintas, parkiran, pedagang PKL hingga aspek keamanan.
Dalam menerapkan car free night di Kota Tegal SDM masyarakat sangat diperlukan. Dari Dinas Perhubungan (Dishub) terus berupaya menata area tersebut yakni kawasan alun-alun hingga Jalan Pancasila. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Tegal Abdul Kadir saat ditemui Jurnalis Beritamerdeka.co.id. di Kantor. Senin 21 Juli 2025.

Dinas Perhubungan dan tim gabungan terpantau terus melakukan uji coba car free night di Kota Tegal
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tegal Abdul Kadir menyampaikan dengan mengacu Pelaturan Wali Kota (Perwal) 27 tahun 2022 tentang kawasan pedestrian. Kami melakukan uji coba car free night Sabtu malam Minggu dari mulai jam 18.00 hingga 23.00.
Tujuan dari car free night untuk memberikan ruang bebas untuk menikmati kawasan Alun-alun hingga Jalan Pancasila tidak ada kemacetan atau kesemrawutan.
“Melalui uji coba kita lihat masyarakat atau pengunjung bisa menikmati dengan sepeda SquidBot, sepatu roda, foto-foto tanpa kemacetan dan kesemrawutan”. Ujar Ading panggilan akrabnya.
Ia menambahkan dari Dishub dan Dinas terkait terus berupaya menata kawasan Alun-alun sampai Jalan Pancasila untuk menerapkan car free night. Terkait kantong parkir kami siapkan di are bina marga sebelah utara stasiun dan di cmjt.
Dan perlu diketahui uji coba car free night husus Sabtu malam Minggu. Harapannya program ini bisa diterapkan dan menjadi manfaat untuk masyarakat semua.”ucap Anding.

Sementara Ketua komisi III DPRD Kota Tegal Sutari menyampaikan Komisi III DPRD Kota Tegal komitmen untuk mengawal mengkaji ulang terkait penerapan car free night melalui uji coba.
Kondisi dikawasan alun-alun hingga Jalan Pancasila saya lihat sangat semrawut dari mulai adanya odong-odong, kereta hias, PKL, parkiran yang sangat liar tidak teratur hingga sampai tengah jalan.
Dengan adanya rencana car free night mungkin dapat mengatasi kesemrawutan. Tapi kita juga harus membandingkan mengkaji, Apakah dengan adanya car free night masyarakat banyak yang dirugikan atau di untungkan.
Tari panggilan akrabnya mengatakan, Saya lihat secara langsung kondisi kesemrawutan lalulintas di alun-alun hingga Jalan Pancasila, beberapa odong-odong yang ada di tengah jalan tidak ada pengemudinya, berarti dengan jelas mereka sengaja mangkal atau ngetem di area tersebut. Padahal sudah jelas area tersebut jalan umum yang seharusnya steril untuk lalu-lalang pengguna jalan.

Ini jelas sangat melanggar ketertiban lalulintas, parkir tidak tertata dengan baik, pedagang juga demikian menjajakan dagangannya di tengah jalan.”kata Tari panggilan akrabnya.
Ia juga mengungkap salah satu contoh parkiran yang ada di Videotron atau depan Rumah Makan Dewi dan di depan toilet umum, parkir kendaraan hampir menutup jalan, bukan cuma disitu di depan water ledeng dari pedagang hingga parkiran kanan kiri hampir menutup jalan juga.”ungkap Tari.
Dalam menerapkan peraturan yang menyangkut masyarakat banyak kita harus matang mengkajinya. Dengan adanya uji coba pasti ada kesimpulan untuk penerapan car free night.
Harapannya semu masyarakat dan pemerintah bisa mengambil keputusan yang bermanfaat.” Harap Sutari selaku ketua komisi III DPRD Kota Tegal. (Zaen)