Skip to content
Berita Merdeka

Berita Merdeka

Lugas – Tegas – Independen

Primary Menu
  • Beranda
  • News
  • Nasional
  • Regional
  • Hukum Kriminal
  • Pendidikan
  • Ekonomi Bisnis
  • Otomotif
  • Olah Raga
  • Wisata Kuliner
  • Lainnya
    • Seni Budaya
    • Gaya Hidup
  • Uncategorized

Wayang: Cermin Filosofi dan Identitas Budaya Jawa

Zaskia Wulandari 16 Mei 2025
Wayang: Cermin Filosofi dan Identitas Budaya Jawa. (iStock)

Beritamerdeka.co.id – Wayang bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan simbol kedalaman filosofi dan kearifan lokal dalam budaya Jawa. Sebagai warisan budaya dunia versi UNESCO sejak 2003, wayang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa selama berabad-abad.

Wayang hadir dalam berbagai bentuk, seperti wayang kulit, wayang golek, wayang orang, hingga wayang beber. Yang paling terkenal adalah wayang kulit, dimainkan dengan boneka kulit datar yang digerakkan di balik layar putih (kelir) dengan cahaya lampu (blencong), menghadirkan bayangan dramatis yang memesona.

Cerita-cerita wayang umumnya diambil dari epos besar seperti Mahabharata dan Ramayana, tetapi diinterpretasi ulang dalam konteks lokal. Tokoh-tokoh seperti Arjuna, Bima, dan Semar bukan hanya karakter cerita, tapi juga simbol nilai: Arjuna melambangkan kehalusan dan keteguhan, Bima kekuatan dan kejujuran, Semar kebijaksanaan dan kerendahan hati.

Uniknya, dalam budaya Jawa, wayang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tapi juga media pendidikan moral dan spiritual. Dalang—sang pencerita dan penggerak wayang—memainkan peran penting, bukan hanya sebagai seniman, tetapi juga sebagai penyampai nasihat hidup. Dalam satu malam pertunjukan yang bisa berlangsung hingga dini hari, penonton tidak hanya disuguhi cerita, tapi juga wejangan kehidupan, humor, dan sindiran sosial.

Wayang juga menjadi ruang spiritual. Dalam tradisi tertentu, pertunjukan wayang digelar dalam upacara adat seperti bersih desa atau selamatan, sebagai bentuk rasa syukur dan doa keselamatan. Bahkan, beberapa tokoh wayang diyakini memiliki kekuatan simbolik atau mistik tertentu.

Namun seperti warisan budaya lainnya, wayang kini menghadapi tantangan modernisasi. Minat generasi muda yang semakin berpindah ke hiburan digital membuat wayang perlu beradaptasi. Untungnya, banyak dalang muda dan komunitas kreatif yang kini mencoba menghidupkan kembali wayang melalui media digital, pementasan modern, hingga animasi dan komik.

Wayang adalah bukti betapa budaya Jawa mengajarkan kehidupan dengan cara yang mendalam dan estetis. Di balik bayang-bayang tokohnya, terdapat pesan tentang kehidupan, kebenaran, dan pencarian jati diri manusia. ***

Tags: Budaya Indonesia UNESCO Wayang Wayang golek Wayang kulit

Continue Reading

Previous: Semarak! Ini Rangkaian Hari Jadi ke 424 Kabupaten Tegal
Next: Wali Kota Tegal Lantik 615 PPPK Tahap I Formasi Tahun 2024

Berita Lainnya

IMG-20250509-WA0083
  • Berita Utama

Jelang Long Weekend Polres Bersama Dishub Gelar Ramp Check Kendaraan

Zaenal Arifin 9 Mei 2025
IMG-20250508-WA0056
  • Berita Utama

4 Pelaku Vandalisme di Vonis 30 Hari Kurungan Penjara Atau Denda 5 Juta

Zaenal Arifin 8 Mei 2025
IMG-20250507-WA0034
  • Berita Utama

36 Personel Polres Kota Tegal Jalani Tes Urine

Zaenal Arifin 7 Mei 2025

Kategori Berita

  • Nasional
  • Regional
  • News
  • Pilihan Editor
  • Hukum Kriminal
  • Pendidikan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Otomotif
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Wisata dan Kuliner
  • Seni & Budaya
  • Opini
  • Lainnya

BeritaMerdeka.co.id
Diterbitkan oleh
PT. Wahana Berita Merdeka
SK Kemenkumham Nomor: AHU-0043858.AH.01.01.Tahun 2022
Akta Notaris Nomor 19 Tanggal 30 Juni 2022

  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami

Media Sosial
Facebook - Ikuti
YouTube - Ikuti
TikTok - Ikuti

Copyright © Beritamerdeka.co.id 2025 | MoreNews by AF themes.